BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan
Macam-Macam Akhlak yang Terpuji
Yang dimaksud dengan akhlak yang terpuji
adalah sikap atau prilaku dan perbuatan yang mendatangkan manfaat dan kebaikan
kepada diri sendiri dan mahluk lainnya. Pada akhlak tercela, manusia memiliki
sifat yang menghasilkan perbuatan yang buruk, karna disebabkan dipengaruhi
nafsu ammarah dan lawwamah. Pada akhlak terpuji manusia dipengaruhi oleh al
nafs al mutmainnah yaitu nafs yang menduduki tingkatan tertinggi, nafs ini
tergambarkan dalam Al-Quran surat Al-Fajr ayat 27-30,” Wahai jiwa yang tenang,
kembalilah kepada tuhanmu dengan rasa puas lagi diridhaiNya.maka masuklah
kedalam jamaah hamba-hamba Ku. Dan masuklah kedalam surgaKu.
Ayat diatas menerangkan bahwa yang
dipanggil agar menghadap kembali kepada Allah, dan berkumpul bersama
hamba-hambaNya serta masuk kedalam surgaNya adalah al Nafs al Mutmainnah.
Untuk mencapai jiwa al Nafs al Mutmainnah
itu, seseorang harus melakukan penyuciyan jiwa (tazkiyat al Nafs) . tazkiyat al
Nfas adalah konsep dalam ilmu tasawuf yang berarti penyucian jiwa. Salah satu
ayat dalam Al-Quran yang membahas penyucian jiwa adalah sebagai berikut:
“Sesungguhnya
beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesunggunya merugilah orang-orang
yang mengotoriya” ( QS. Al Syams: 9-10 ) Ayat diatas menunjukkan
bahwa tazkiyat al Nafs adalah menambah kebaikan dan keberkatan serta
menghilangkan kotoran hati. Dengan bahasa ini lain bahwa tazkiyat al Nafs merupakan
upaya
meyucikan hati dari kotora-kotoran dan penyakit hati . Berkaitan dengan akhlak yang
terpuji atau mulia al Ghazali menegaskan bahwa akhlak yan mulia terdiri dari
empat sendi, yaitu:
a) kekuatan ilmu yang wujudnya adalah
hikmah (kebijaksanaan).
b) kekuatan marah yang wujudnya adalah
syaja’ah(berani).
c) kekuatan nafsusyahwat yang wujudnya
iffah (keperwiraan)
d) kekuatan keseimbangan diantara tiga
kekuatan diatas yang wujudnnya adalah adil, yaitu kekuatan jiwa yang dapat
dapat menuntun amarah dan syhwat sesuai yang dikehendaki oleh hikmah.
Akhlak yang terpuji sesuai dengan yang
dipraktekan oleh Rasulullah Muhammad SAW di bagi menjadi tiga bagian, yaitu:
- Akhlak Kepada Allah
Akhlak kepada Allah adalah sifat,
prilaku dan perbuatan yang baik dan terpuji dalam hubungan seseorang dengan
Allah. Yang mencakup segala bentuk kepercayaan,keyakinan dan keimaan yang benar
kepada Allah yang disebut dengan tauhid. Tauhid adalah keyakinan seorang muslim
yang dimanefestasikan dalam hal-hal sebagai berikut:
1) Tauhid Uluhiyah, yaitu suatu keyakinan bahwa
Allah adalah satu-satunya zat yang patut disembah serta satu-satunya sumber
nilai, ajaran, dan kehidupan
2) Tauhid Rububiyah, yaitu suatu keyakinan
dalam agama islam bahwa Allah adalah yang meciptakan, memelihara, merawat alam
semesta.
3) Tauhid Mulkiyah,dalah keyakinan akan
kekusaan kerajaan Allah SWT.
4) Tauhid Rahmaniyah, adalah keyakinan yang
bertolak dari pandangan bahwa Allah SWT adalah tuhan semesta alam yang mengasihi
makhluk-Nya.
Sedangkan
akhlak kepada Allah yang berbentuk ucapan dan perbuatan adalah segenap ibadah
mahdah dan gairu mahdah yang ditujukan untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT,
yang terdiri dari solat , puasa , zakat, haji, zikir, membaca dan mempelajari
Al-Qur’an,membela agama Allah ( jihat ), beriinfak kejalan Allah dan lain-lain.
- Akhlak kepada sesame manusia, adalah semua sifat, prilaku seseorang yang baik dalam hubungannya dengan manusia lainnya.diantara akhlak yang baik kepada sesame manusia adalah sebagai berikut:
1) berbuat baik kepada orang tua
2) menghormati guru
3) menghormati tetangga dan tamu
4) menghormati yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda
5) setiap orang mempunyai kewajiban yang
harus ditunaikan sebagai anggota keluarga dan lain-lain.
6) menjenguk saudara muslim yang sakit dan
melayat saudara muslim yang sedang mengalami musibah atau kematian
7) berlaku adil kepada semua manusia
- Akhlak kepada hewan dan Lingkungan sekitar
Islam mengajarkan agar umat-Nya menjaga alam sekitar
dan memperlakukan hewan dengan tidak kasar.Islam mengajarkan kepada umat-Nya
agar ia bersikap tidak kasar kepada hewan,karena hewan juga memiliki
perasaan(rasa sedih,rasa takut,rasa cemas dan lain-lain)sedangkan akhlak kepada
lingkungan adalah sikap dan prilaku yang memberikan keserasian,keberlangsungan
ekosistem di alam sekitar,sehingga tercipta lingkungan yang bersahabat.
2.2 Pentingnya akhlak
terpuji dalam kehidupan
Akhlak yang terpuji adalah sikap dan
prilaku yang memberikan manfaat kepada diri sendiri dan orang lain. Oleh
karenaya, akhlak yang terpuji sangat penting dimiliki ooleh setiap orang dalam
menapaki kehidupan di dunia ini, sebagai berikut:
1) Dengan akhlak yang terpuji seseorang
dapat diterima dalam pergaulan daengan manusia lain. Seorang dihormati dan
dihargai seorang karena memiliki akhlak, prilaku yang terpuji. Sebaliknya
seorang tidak akan dihargai atau dihormati orang lain jika ia memiliki akhlak
yang tercela,apapun jabatan, kedudukan, status ataupun keturunananya.
2) Sebagai ukuran bagi seseorang dalam memberikan
kepercayaan, tugas dan amanat. Seorang akan diberikan kepercayaan dan amanat
ketika ia dapat menunjukkan kinerja, dan etos kerja yang didasarkan pada
nilai-nilai dari akhlak yang terpuji.
3) Memberikan kesempatan kepada seorang
untuk mendapatkan kesuksesan dan keberhasilan dalam menjalani kehidupannya.
2.3 Manfaat Akhlak Yang
Terpuji
Sedangkan manfaat seseorang memiliki akhlak
yang mulia adalah sebagai berikut:
1) Dicintai oleh Allah SWT
Dengan membiasakan diri dengan
amalan-amalan yang baik ( baik yang wajib dan sunnah dan selalu beristiqamah
dalam ketaatan kepada Allah, maka ia akan menjadi hamba Allah yang dicintai dan
diridhai oleh Allah.
2) Dicintai dan disayangi manusia lain
Seseorang yang memiliki akhlak yang
baik atau mulia maka ia selalu mejalin hubungan yang baik dengan sesamanya,
baik teman sejawat, tetangga, kedua orangtuanya, gurunya, pemimpinnya dan
lain-lain
3) Membawa kepada kebaikan dan keselamatan
di dunia
Seorang yang memiliki akhlak yang baik
atau terpuji akan mendapatkan banyak teman dan sahabat. Orang-orang di
sekitarnya merasa simpati dan menghormatinya.
4) Mendapatkan kebahagiaan dan
keberuntungan di akhirat
Seorang yang memiliki akhlak yang baik
dengan menjalankan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah maka ia akan mendapatkan
balasan yang lebih baik dari amal-amalnya, yaitu berupa keselamatan,
keberuntungan dan kebahagiaan di akhirat kelak.
2.4
Upaya memiliki Akhlak yang Terpuji
Akhlak yang terpuji merupakan suatu sikap, prilaku
dan perbuatan yang akan memberikan manfaat kepada diri sendiri dan orang lain.
Sebagai suatu sikap dan prilaku, maka seseorang tidak akan dapat memilikinya
dengan serta merta, tapi melalui proses panjang dan berkelanjutan. Diantara
upaya untuk memiliki akhlak yang mulia dapat dilakukan melalui pendidikan islam
yang berorientasi kepada bagaimana memberikan peserta dididk pengetahuan,
pemahaman dan pengamalan ajaran islam. Pembelajaran akhlak dapat dilaksanakan
dengan memformat pembelajaran akhlak untuk menumbuhkembngkan fitrah tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan pembelajaran pendidikan akhlak dengan berdasarkan pada aspek
perasaan, kesadaran dan prilaku akhlak peserta didik.
Dalam konteks ini akhlak selain dapat
didekati dari aspek kognitif ( pemahaman dan penalaran akhlak), dapat juga
dikaji dari aspek afektif (parasaan dan kesadaran akhlak) dan psikomotorik
(pengamalan akhlak).
Pembelajaran akhlak didekati dari aspek
kognitifsebagai unsur pemahaman dan penalaran akhlak, yaitu jenis kemampuan
kognitif yang dimiliki seseorang untuk mempertimbangkan, menilai dan memutuskan
suatu perbuatan berdasarkan prinsip-prinsip akhlak seperti baik atau buruk,
etis atau tidak etis, benar atau salah.
Pembelajaran akhlak untuk mengembangkan
aspek afektif sebagai unsur perasaan akhlak,terwujud dalam suatu kemampuan
untuk mengambil sudut pandang orang lain untuk menempatkan dirinya kedalam
posisi orang lain, merupakan sumber kesadaran akan hak-hak orang lain dan
kewajiban diri sendiri dalam hubungannya dengan alam sekitarnya.
Pembelajaran akhlak untuk mengembangkan
aspek prilaku sebagai tindakan akhlak, merupakan kemampuan untuk melakukan
interaksi sosial dalam mengambil peran sosial serta menyelesaiakan pertentangan
peran yang berkaitan dengan nilai-nilai akhlak seperti keadilan,persamaan,
keseimbangan dan lain-lain.
Dalam pembelajaran akhlak dikenal dengan
beberapa strategi yang menurut Muhaimin terdiri dari empat strategi 1)
pembelajaran akhlak dengan menggunakan strategi tradisional 2) pembelajaran
akhlak dengan menggunakan strategi bebas, sebagai kebalikan dari strategi
tradisional 3) pembelajaran akhlak dengan menggunakan strategi refleksi 4)
pembelajaran akhlak dengan menggunakan strategi transinternal.
Beberapa strategi diatas dapat dijabarkan
dalam berbagai pendekatan, yaitu sebagai berikut: 1) pendekatan pengalaman 2)
pendekatan pembiasaan 3) pendekatan emosional 4) pendekatan rasional 5)
pendekatan fungsional 6) pendekatan keteladanan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akhlak berasal dari bahasa Arab
bentuk jamak dari Khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku, atau tabiat. Akhlak merupakan kebiasaan, kehendak yang berarti bahwa
kehendak seseorang bila dibiasakan secara terus-menerus, maka kebiasaan itu
disebut akhlak . jika kebiasaan itu selalu mengarah kepada kebaikan disebut
akhlak yang terpuji dan kebiasaan tidak baik disebut akhlak yang tercela.
Baik dalam bahasa Arab disebut Khair,
yaitu sesuatu yang memberikan kesenangan-kesenangan, kepuasan, kenikmatan
sesuai dengan yang diharapkan dengan cara-cara yang halal. Akhlak yang terpuji
yaitu tingkah laku yang terpuji, merupakan tanda kesempurnaan iman kepada
Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,M. Yatimin,Studi Ahklak Tasawuf dalam
Perspektif Al-Qur’an,Jakarta: Sinar
Grafika Offset, 2006.
Solichin, Moh.Muchlis, Ilmu Akhlak dan
Tasawuf Pamekasan Madura: Keben
Perdana Malang, 2009.
Solichin, Moh.Muclis, Akhlak dan Tasawuf, Surabaya:
Pena Salsabila, 2014.
0 comments:
Post a Comment