About

Sunday 18 November 2018

Metode Dakwah

Daftar Isi KATA PENGANTAR 1 BAB I 3 PENDAHULUAN 3 A. Latar Belakang Masalah 3 B. Pembatasan Masalah 3 C. Rumusan Masalah 4 D. Tujuan Penulisan 4 BAB II 5 PEMBAHASAN 5 A. Metode Dakwah 5 B. Fungsi Dakwah 6 C. Pengembangan Metode Dakwah 7 BAB III 12 PENUTUP 12 Kesimpulan 12 DAFTAR PUSTAKA 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam tugas penyampaian dakwah Islamiyah, seorang da’i sebagai subjek dakwah memerlukan seperangkat pengetahuan dan kecakapan dalam bidang metode. Dengan mengetahui metode dakwah, penyampaian dakwah dapat mengenai sasaran, dan dakwah dapat diterima oleh ma’u dengan mudah karena penggunaan metode yang tepat sasaran. Seorang da’i dalam menentukan metode dakwahnya sangat memerlukan pengetahuan dan kecakapan di bidang metodologi. Selain itu, pola berpikir dengan pendekatan sistem (approach system), dimana dakwah merupakan suatu sistem, dan metodologi merupakan salah satu dimensinya, maka metodologi mempunyai peranan dan kedudukan yang sejajar dan sederajat dengan unsur-unsur lainnya seperti tujuan dakwah, objek dakwah, subjek dakwah maupun kelengkapan dakwah lainnya. Dengan menguasai metode dakwah, maka pesan-pesan dakwah yang disampaikan seorang da’i kepada mad’u sebagai penerima atau objek dakwah akan mudah dicerna dan diterima dengan baik. Mengacu pada ulasan di atas maka penulis berproses kreatif untuk menulis makalah yang berjudul “Fungsi Metode Dakwah dalam Pengembangan Dakwah”. B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah ini dimaksudkan agar karya penulis tidak terlalu luas pembahasannya sehingga penjelasan penulis tidak terlalu mendalam. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan membahas tentang prinsip metode dakwah berdasarkan al-Qur’an dan hadits. C. Rumusan Masalah Dalam penyusunan makalah ini pokok permasalahan yang akan dirumuskan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Apa saja metode dakwah? 2. Apa fungsi dakwah? 3. Apa saja metode pengembangan dakwah? D. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui metode dakwah dakwah 2. Mengetahui fungsi dakwah 3. Mengetahui metode pengembangan dakwah BAB II PEMBAHASAN A. Metode Dakwah Secara etimologi, metode berasal dari Bahasa Yunani metodos yang artinya cara atau jalan. Jadi, metode dakwah adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan efisien. Dalam rangka dakwah Islamiyah agar massyarakat dapat menerima dakwah dengan lapang dada, tulus, dan ikhlas maka penyampaian dakwah harus melihat situasi dan kondisi masyarakat objek dakwah. Kalau tidak, maka dakwah tidak dapat berhasil dan tidak tepat guna. Di sini diperlukan metode yang efektif dan efisien untuk diterapkan dalam tugas dakwah. Dakwah memiliki cakupan luas, sebab jika mengacu pada tradisi Rasulullah, seluruh segi kehidupan yang ditempunya adalah cakupan dakwah. Dakwah merupakan aktualisasi iman yang mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam bidang kemasyarakatan, yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, cara berpikir, dan bersikap secara Islami, baik hiasan maupun perbuatan. Dakwah adalah sentuhan-sentuhan psikologis dan sosiologis dengan realitas yang ada, sehingga dakwah mampu memberi dasar filosofi, arah, dorongan, dan pedoman perubahan masyarakat sampai terwujudnya masyarakat yang Islami, yakni berupa individu-individu yang memahami dan melaksanakan agama, keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, masyarakat yang martabat, serta ujungnya adalah negara yang thayyibah. Landasan umum mengenai metode dakwah adalah al-Qur’an Surah An-Nahl ayat 125, yaitu: ادْعُ اِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحَكْمَةِ وَ الْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بالَّتِى هِيَ اَحْسَنُ , اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِه وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ. Artinya: “Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik,dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk” B. Fungsi Dakwah Islam adalah ajaran Allah SWT yang sempurna dan diturunkan untuk mengatur kehidupan individu dan masyarakat. Akan tetapi, kesempurnaan ajaran Islam hanya merupakan ide dan angan-angan saja jika ajaran yang baik itu tidak disampaikan kepada manusia. Lebih-lebih ajaran tersebut tidak diamalkan dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu, dakwah merupakan aktifitas yang sangat penting untuk menyampaikan ajaran Islam sehingga Islam dapat diketahui, dihayati, dan diamalkan oleh manusia dari generasi ke generasi berikutnya dalam kehidupan. sebaliknya, tanpa dakwah terputuslah generasi manusia yang mengamalkan Islam dan selanjutnya Islam akan lenyap dari permukaan bumi. Oleh karena itu, dakwah sangat penting dan dapat diuraikan beberapa fungsi dakwah sebagai berikut: 1. Dakwah berfungsi untuk menyebarkan Islam kepada manusia sebagai individu dan masyarakat sehingga mereka merasakan rahmat Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin bagi seluruh makhluk Allah SWT. Tertera dalam QS. Al-Anbiya: 108; قل إنما يوحى إلي أنما إلهكم إله واحد فهل انتم مسلمون Artinya : Katakanlah : “Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: “Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)”. 2. Dakwah berfungsi melestarikan nilai-nilai Islam dari generasi ke generasi kaum muslimin berikutnya sehingga kelangsungan ajaran Islam beserta pemeluknya dari generasi ke generasi berikutnya tidak terputus. Dimana sejarah membuktikan bahwa makin lama, nilai-nilai dan ukuran moral semakin menghilang dari kehidupan bangsa, meskipun segala usaha telah dikerahkan, baik oleh para reformer maupun oleh para pemimpin. Segala cara telah ditempuh, namun berakhir dengan kegagalan. Gejala demikian dalam kenyataannya merupakan bukti bahwa kebudayaan ateis telah membenamkan bahtera kemanusiaanejala demikian dalam kenyataannya merupakan bukti bahwa kebudayaan ateis telah membenamkan bahtera kemanusiaan ke dalam lumpur yang menyesatkan perjalanannya. Tiada penyelesaian terhadap krisis demikian kecuali, dengan kembali pada kebesaran Allah, dan mengakui serta meyakini akan pentingnya bagi kehidupan. menurut Waheeduddin Khan, inilah satu-satunya landasan yang bisa menolong untuk menggerakkan kehidupan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, dan bukan landasan lain. 3. Dakwah berfungsi korektif artinya meluruskan akhlak yang bengkok, mencegah kemungkaran dan mengeluarkan manusia dari kegelapan rohani. Imanlah unsur satu-satunya yang mampu mengubah jiwa-jiwa secara sempurna dan membentuk manusia yang Imanlah unsur satu-satunya yang mampu mengubah jiwa-jiwa secara sempurna dan membentuk manusia yang berakhlak lurus serta menjauhkan manusia dari kegelapan. Oleh sebab itu, berdakwah dalam rangka menanamkan keimananleh sebab itu, berdakwah dalam rangka menanamkan keimananlah sebab itu, berdakwah dalam rangka menanamkan rasa keimanan dalam konsep Islam sama halnya dengan mengkomunikasikan iman sendiri kepada orang lain sehingga mereka menjadi manusia yang muslim dan mukmin. C. Pengembangan Metode Dakwah Dakwah bisa dilakukan dengan bebagai cara, selama cara-cara yang dilakukan itu baik dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Secara umum, menurut Dindin Solahudin, dkk, ada beberapa cara dakwah yang bisa dipraktikkan para da’i, terutama para muballigh, yakni: 1. Metode mengemukakan kisah (narative method) 2. Metode nasihat panutan (advision method) 3. Metode pembiasaan (tradition method) Apabila ditinjau dari sudut pandang yang lain,metode dakwah dapat dilakukan pada berbagai metode yang lazim dilakukan dalam pelaksanaan dakwah. Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut: 1. Metode Ceramah Metode ceramah adalah metode yang dilakukuan dengan maksud untuk menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian, dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan menggunakan lisan. 2. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana ingatanatau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai materi dakwah, disamping itu, juga untuk merangsang perhatian penerima dakwah. 3. Metode Diskusi Diskusi sering dimaksudkan sebagai pertukaran pikiran (gagasan, pendapat, dan sebagainya) antara sejumlah orang secara lisan membahas suatu masalah tertentu yang dilaksanakan dengan teratur dan bertujuan untuk memperoleh kebenaran. 4. Metode Propaganda (Di’ayah) Metode propagana adalah suatu upaya untuk menyiarkan Islam dengan cara mempengaruhidan membujuk massa secara massal, persuasuif, dan bersifat otoritatif. 5. Metode Keteladanan Dakwah dengan menggunkana metode keteladanan atau demonstrasi berarti suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan langsung sehingga mad’u akan tertarik untuk mengikuti kepada apa yang dicontohkannya. 6. Metode Drama Dakwah dengan menggunakan metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad’u agar dakwah dapat tercapai sesuai yang ditargetkan. 7. Metode Silaturrahim (Home Visit) Dakwah dengan menggunakan metode home visit atau silaturrahim yaitu dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan isi dakwah kepada penerima dakwah. Sedangkan yang dimaksud dengan pengembangan metode dakwah adalah pengembangan yang terarah dan bermetodik artinya menggunakan metode penelitian ilmiah yang sudah ada, karena pengembangan ilmu hanya dapat dilakukan dengan penelitian baik melalui library research (riset kepustakaaan), maupun field research (riset lapangan/empiris). Ilmu komunikasi adalah suatu ilmu yang baru saja dikenal dalam peradaban manusia, walaupun manusia telah melakukannya sejak mereka mendiami bola bumi ini. Komunikasi agama(dakwah) telah dilakukan oleh para Rasul Allah. Didalam Al-Qur’an ditemukan cerita dakwah mereka, dan kisah mereka telah dibukukan dalam kitab qisash ‘lal anbiya. Jadi dakwah pun sudah berusia lama. Adapun dakwah islamiyah yang di dakwahkan oleh Nabi Muhammad SAW dilakukan sejak beliau diangkat menjadi Rasul. Komunikasi agama (dakwah) masa sekarang kiranya dapat dikembangkan melalui pengkajian dari dua sisi: (1) bagaimana kepercayaan agama, norma, nilai, dan kebajikannya berada di dalam pesan dakwah dan (2) Pengkajian terhadap alternatif dan sarana bagi penyampaian pesan dakwah itu kepada manusia, baik yang bermuatan kepercayaan, norma, nilai, mauppun kebajikan. Secara umum metode penyelidikan ilmiah dalam buku “filsafat ilmu pengetahuan” disebutkan dua metode yaitu: 1) Metode siklus empirik, yaitu cara-cara penanganan sesuatu objek ilmiah tertentu yang dialakukan dalam ruang-ruang tetutup, seperti dalam laboratorium-laboratorium, dalam kamar-kamar kerja ilmiah, dalam studio-studio ilmiah dan sebagainya. 2) Metode Linier, yaitu cara-cara penanganan sesuatu objek ilmiah tertentu yang terdapat dan dilakukan di alam terbuka, khususnya yang menyangkut perikehidupan atau tingkah laku manusia. Dakwah adalah sesuatu suatu kegiatan penyampaian ajaran islam dari seseorang kapada orang lain yang berarti termasuk tingkah laku manusia sebagaimana yang diselidiki dengan metode linear diatas. Aktifitas dakwah seperti ini telah ada sejak berabad-abad yang lampau sampai sekarang. Sejak diturunkanya rosulullah dipermukaan bumi ini dakwah telah dilaksanakan dan itu berlangsung sampai sekarang dengan berbagai variasinya. Dengan kenyataan diatas maka jika suatu penyelidikan mengenai dakwah dengan sekat problemmatikanya menajdi suatu ilmu pengetahuan tentang dakwah atau dengan maksud mengembangkan ilmu tersebut maka penyelidikannya dapat dilakukan secara historis maupun secara empiris. 1. Penyelidikan Historis Drs. S. Imam Asy’ari mengatakan bahwa metode sejarah (historika) itu adalah menganalisis kedudukan keadaan yang terdapat sekali berlalu dengan menyatakan kausalitas atau sebab-akibatnya. Meneliti peristiwa-peristiwa, proses-proses dan lembaga-lembaga peradaban manusia masa silam dengan tujuan untuk mendapatkan untuk gambaran yang tepat tentang kehidupan manusia waktu itu. Bentuk-bentuk sosial sekarang, kebiasaan-kebiasaan atau cara hidup kita mempunyai akar-akarnya di masa lalu, karena itu dasar cita tersebut dapat diterangkan dengan paling baik melacaknya kembali dari sumber-sumbernya. Yang menjadi sorotan utama adalah dalam penyelidikan historis dakwah ini adalah bentuk-bentuk dakwah yang telah dilaksanakan pada masa lampau terutama dakwah pada masa-masa Rasulullah, dakwah pada masa khulafaurrosyidin serta dakwah pada masa berikutnya baik di masa kejayaan islam maupun kemerosotannya. Dakwah islam yang ada sekarang ini mempunyai kaitan yang erat dengan dakwah islam pada masa-masa silam tersebut. 2. Penyelidikan empiris Penelitian empiris ini ditujukan kepada segala bentuk aktifitas dakwah islam yang dilaksanakan pada saat ini dengan segala problematikanya. Data-data yang lengkap mengenai dakwah yang telah dipeorleh baik secara historis maupun secara empiris kemudian dianalisis sehingga menelorkan beberapa teori tentang dakwah yang dikembangkan lebih lanjut dalam ilmu dakwah. Segi-segi dakwah yang disoroti dalam penelitian ini adalah mengenai unsur-unsur yang mesti ada dalam setiap pelaksanakan dakwah yaitu mengenai subjek dakwah (da`i), penerima dakwah, isi dakwah, media dakwah, serta pengaruh yang ditimbulkanya terhadap sikap dan tingkah laku keagamaan individu dan masyarakat yang menerimanya (internalisasi nilai-nilai agama).penelitian secara historis dan empiris mengenai dakwah dengan unsur-unsurnya diatas sudah barang tentu memerlukan ilmu bantu antara lain penelitian,(metodologi riset) dan untuk mempermudah dan mempertajam analisisnya dapat dipakai ilmu sosial yang lain seperti sosiologi, antropologi, psikologi dan sebagainya yang disesuaikan dengan permasaalahan yang dikaji. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dakwah berfungsi untuk menyebarkan Islam kepada manusia sebagai individu dan masyarakat sehingga mereka merasakan rahmat Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin bagi seluruh makhluk Allah SWT. Dakwah juga berfungsi melestarikan nilai-nilai Islam dari generasi ke generasi kaum muslimin berikutnya sehingga kelangsungan ajaran Islam beserta pemeluknya dari generasi ke generasi berikutnya tidak terputus. Pengembangan metode dakwah adalah pengembangan yang terarah dan bermetodik artinya menggunakan metode penelitian ilmiah yang sudah ada, karena pengembangan ilmu hanya dapat dilakukan dengan penelitian baik melalui library research (riset kepustakaaan), maupun field research (riset lapangan/empiris). Ilmu komunikasi adalah suatu ilmu yang baru saja dikenal dalam peradaban manusia, walaupun manusia telah melakukannya sejak mereka mendiami bola bumi ini. Komunikasi agama(dakwah) telah dilakukan oleh para Rasul Allah. Didalam Al-Qur’an ditemukan cerita dakwah mereka, dan kisah mereka telah dibukukan dalam kitab qisash ‘lal anbiya. Jadi dakwah pun sudah berusia lama. Adapun dakwah islamiyah yang di dakwahkan oleh Nabi Muhammad SAW dilakukan sejak beliau diangkat menjadi Rasul. Dengan kenyataan diatas maka jika suatu penyelidikan mengenai dakwah dengan sekat problemmatikanya menajdi suatu ilmu pengetahuan tentang dakwah atau dengan maksud mengembangkan ilmu tersebut maka penyelidikannya dapat dilakukan secara historis maupun secara empiris. B. Kritik dan Saran Dalam kehidupan tidak adalah yang sempurna, kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Maka dari itu kami selaku makhluk ciptaan-Nya merasa sangat memilliki kekurangan dan kekhilafan, kritik dan saran merupakan hal yang sangat diharapkan oleh penulis untuk mengurangi kekurang dan mengoreksi kesalahan. DAFTAR PUSTAKA Aziz, Moh. Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004 Suhandang, Kustadi, Ilmu Dakwah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013 Solahudin, Dindin, dkk., Kajian Dakwah Multiperspektif; Teori, Metodologi, Problem, dan Aplikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014 Hasan, Mohammad, Pengembangan Ilmu Dakwah,(Surabaya: Pena Salsabila, 2013) hlm. 137 Suhandang, Kustadi, Ilmu Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 27

0 comments:

Post a Comment

Metode Dakwah

Daftar Isi KATA PENGANTAR 1 BAB I 3 PENDAHULUAN 3 A. Latar Belakang Masalah 3 B. Pembatasan Masalah 3 C. Rumusan Masalah 4 D. Tujuan Penulis...