About

Thursday 8 November 2018

Pembelajaran Kontekstual (contextual teaching and learning - CTL)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning - CTL) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang banyak dibicarakan orang. Berbeda dengan strategi-strategi yang telah kita bicarakan sebelumnya, CTL merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelaaran. Siswa didorong untuk beraktifitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar dalam konteks CTL bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Melalui proses berpengalaman itu dihaarapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh, yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan juga psikomotor. Belajar melalui CTL diharapkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang dipelajarinya. B. Rumusan Masalah Membaca latar belakang masalah di atas dapat diambil beberapa rumusan masalah untuk dikaji. 1. Apa definisi pembelajaran kontekstual? 2. Bagaimana karakteristik CTL? 3. Bagaimana penerapan CTL di dalam kelas 4. Apa asas-asas (komponen) CTL? 5. Apa Keunggulan dan Kelemahan CTL? C. Tujuan Penulisan a. Dapat memahami definisi CTL b. Mengetahui karakteristik CTL c. Bisa mengungkap Komponen CTL d. Dapat melihat pola dan tahapan CTL BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Pembelaaran Kontekstual (contextual teaching and learning) Pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) adalah suatu strategi pembelaaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Serta strategi pemebelajaran ini juga merupakan suatu proses pembelajaran yng holistik dan bertujuan memotivasi peserta didik untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga peserta didik memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari suatu permasalahan /konteks ke permasalahan/konteks lainnya. Pendekatan konstektual (contextual teaching and learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru menngaitkan anatara materi yang diajarkannuua dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubngan antara pengetahuan yabg dimilikinya debgab penerapannya dalam kehidupan nyata sebagai anggota kelluarga dan masyarakat. Penerapan secara langsung kepada siswa dalam rangka mengembangkan potensi siswa secara totalitas merupakan persepsi dari CTL. Keikut sertaan siswa dalam pembelajaran secara penuh adalah praktek nyata untuk mengungkapkan pengetahuan yang didapat dengan realita yang dihadapi. Guru sebagai pendamping hanya menjadi fasilitator dalam pembelajaran, semua perbandingan-perbandingan pengetahuan dilakukan siswadan guru hanya meluruskan saja. Pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa-siswi TK sampai dengan SMU yntuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan. Sedangkan menurut beberapa ahli dapat disebutkan sebagai berikut: Menurut Suryanto, pendekatan pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran kontekstual, yaitu pembelajaran yang menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memecahkan berbagai masalah, baik masalah nyata maupun masalah simulasi, baik masalah yang berkaitan dengan pelajaran lain di sekolah, situasi sekolah, maupun masalah di luar sekolah, termasuk masalah-masalah di tempat kerja yang relevan Johnson mengatakan bahwa CTL system is an educational process that aims to help students see meaning in the academic material they are studying by connecting academic subjeck with the context of their daily lives, that is, with he context of their personal social an cultural circumstances. Artinya sistem CTL dalam pendidikan meiliki tujuan membantu siswa melihat arti dari materi akademik yang mereka pelajari, yang mana mengaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupa sehari-hari Karweit menambahkan bahwa dalam pembelajaran kontekstual, pembelajaran di desain sedemikian rupa agar siswa dapat memecahkan persoalan melalui kegiatan yang merefleksikan kejadian sebenarnya dalam kehidupan Sedangkan menurut Depdiknas, Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dari berbagai iteratur di atas dapat diambil kesimpulan bahwa (contextual teaching and learning) atau biasa di sebut CTL merupakan pembelajaran yang mengajak siswa untuk melihat kejadian nyata dengan materi-materi pelajaran yang mereka pelajari, alalu dihungkan dalam rangka mencari pemecahan masalah. B. Karakteristik CTL (contextual teaching and learning) Ada lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL. 1. Dalam CTL belajar merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activing knowlidge), artinya pada yang akan dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan utuh yang memiliki keterikatan satu sama lain. 2. Pembelajaran konstektual adalah belajar dalam rangka menperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowlidge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya. 3. Pemahaman pegetahuan (understanding knowlidge), artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini, misalkan dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan. 4. Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowlidge) artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa. 5. Melakukan refleksi (reflecting knowlidge) terhadapa strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakuakan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi. Sedangkan di dalam bukunya Mulyono di paparkan secara ringkas mengenai karakteristik pembelajaran CTL antara lain: a. Kerjasama b. Saling menyayagi c. Menyenangkan , tidak membosankan d. Belajar dengan bergairah e. Pembelajaran terintegrasi f. Menggunakan berbagai sumber g. Peserta didik aktif h. Sharing dengan teman i. Peserta didik kritis guru kreatif j. Dinding dan loorong-lorong penuh dengan hasil kerja peserta didik, laporan hasil pratikum, karangan peserta didik dan lain-lain. C. Penerapan CTL di dalam kelas Secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL dalam kelas sebagai berikut: 1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. 2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik 3. Kembangkan sifat ingin tahu dengan siswa bertanya 4. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok) 5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan 7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. D. Asas-Asas (komponen) CTL CTL memiliki 7(tujuh) asas yang menjadi landasan filosofis. Asas-asas tersebut sering juga disebut sebagai komponen-komponen CTL. Yaitu sebagai berikut : 1. Kontruktivisme Kontruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif peserta didik berdasarkan pengalaman pribadinya. Menurut Kontruktivisme, pengetahuan memang berasal dari luar, tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang. 2. Inkuiri Inkuiri merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejita fakta hasil dari mengingat, tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengan demikian, dalam proses perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal dan dipahami, tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahami tersebut. 3. Bertanya (questioning) Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya bukan berarti tidak tahu, demikian pula dengan menjawab bukan berarti telah paham. Sebab, bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan dapat dipandang sebagai cerminan kemampuan seseorang dalam berfikir 4. Masyarakat belajar (Learning Community) Masyarakat belajar dalam CTL adalah bekerja sama atau belajar bersama dalam sebuah masyarakat atau kelas kelompok. Kerja sama atau belajar bersama tersebut dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, baik dalam belajar kelompok secara formal, maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah. 5. Pemodelan (modeling) Asas modelling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap peserta didik. 6. Refleksi Refleksi adalah proses pengendapan pengetahuan dan pengalaman yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah doprosesnya. 7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment) Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan peserta didik. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah peserta didik benar-benar belajar atau tidak, memahami atau tidak, menguasai atau tidak, apakah pengalaman belajar peserta didik memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan, baik intelektual maupun mental peserta didik. E. Keunggulan dan Kelemahan CTL a. Keunggulan Strategi Pembelajaran Kontekstualuasi 1. Pembelajaran kotekstual dapat mendorong peserta didik menemukan hubungan antara materi yang di pelajari dengan situasi kehidupan nyata . artinya peserta didik dengan tidak langsung di tuntut menangkap hubungan antara hubungan belajar di sekolah dengan kehidupan nyata di linggkungan masrakat sehingga mammpu menggali , berdiskusi ,berfikir kritis ,dan memecahkan masalah nyata yang di hadapinya dengan cara bersama – sama 2. Pembelajaran kontekstual mampu mendorong peserta didik untuk menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan nyata . artinya peserta didik tidak hanya di harapkan dapat memahami materi yang di pelajarinya , tetapi bagaimana materi itu dapat mewarnai perilaku atau tingkah laku (karakter / akhalak ) dalam kehidupan sehari–hari 3. Pembelajaran kontekstual menekankan pada proses keterlibatan peserta didik untuk menemukan materi . artinya, proses balajar diorentasikan pada proses pengalaman secar langsung . proses balajar dalam konteks CTL tidak menggharapkan peserta didik hanya menerima materi pelajaran , melainkan dengan ara proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. b. Kelemahan Strategi Pembelajaran Kontekstual 1. CTL membutuhkan waktu yang lama bagi peserta didik untuk bisa memahami semua materi 2. Guru lebih intensif dalam membimbing, karena dalam metode CTL guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. 3. Upaya menghubungkan antara materi di kelas dengan realitas di dalam kehidupan sehari-hari peserta didik rentan kesalahan. Atas dasar ini agar menemukan hubungan yang tepat, sering kali peserta didik harus mengalami kegagalan berylang kali. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan CTL (contextual teaching and learning) atau biasa di sebut pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengajak siswa untuk melihat kejadian nyata dengan materi-materi pelajaran yang mereka pelajari, alalu dihungkan dalam rangka mencari pemecahan masalah. Karakteristik CTL ada lima a. Dalam CTL belajar merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activing knowlidge), b. Pembelajaran konstektual adalah belajar dalam rangka menperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowlidge), c. Pemahaman pegetahuan (understanding knowlidge), d. Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowlidge), Melakukan refleksi (reflecting knowlidge) terhadapa strategi pengembangan pengetahuan. Sedangkan penerapan CTL adalah sebagai berikut: 1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. 2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik 3. Kembangkan sifat ingin tahu dengan siswa bertanya 4. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok) 5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan 7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara Lalu asas CTL adalah Kontruktivisme, Inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, Pemodelan, Refleksi, Penilaian Nyata B. SARAN Pembelajaran CTL dapat menjadi pilhan kita dalam strategi pembelajaran, supaya dapat menghidupkan suasana pembelajaran

0 comments:

Post a Comment

Metode Dakwah

Daftar Isi KATA PENGANTAR 1 BAB I 3 PENDAHULUAN 3 A. Latar Belakang Masalah 3 B. Pembatasan Masalah 3 C. Rumusan Masalah 4 D. Tujuan Penulis...