About

Sunday 21 October 2018

Strategi pembelajaran

PEMBAHASAN A. Pengertian Strategi Pembelajaran Istilah strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan “kata kerja” dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda yaitu stategos merupakan gabungan kata “stratos” (militer) dengan “ago” (memimpin). Sedangkan sebagai kata kerja, stratego berarti merencanakan (to plan). Dalam kamus The American Herritage Dictionary dikemukakan bahwa strategy is the art or skill of using stategents in politics, business, courtship, or the like. Hardy mengemukakan strategi sebagai suatu pola yang direncanakan untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Sedangkan istilah pembelajaran (intruction) merupakan upaya membelajarkan seseorang melalui berbagai upaya, metode, dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Gagne dan Briggs (1979) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu rangkaian events yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi peserta didik sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan mudah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan kegiatan terencana yang merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieve a particular educational goal (J.R.David,1976). Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Wina Sanjaya (2006) menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Kemp (1995), mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. B. Metode Pembelajaran Metode menurut J.R.David dalam Teaching Strategies For College Class Room (1976) ialah “a way in achieving something” (cara untuk mencapai sesuatu). Untuk melakukan strategi digunakan seperangkat metode pengajaran tertentu. Dalam pengertian demikian maka metode pengajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi pembelajaran. Dalam bahasa arab, metode dikenal dengan istilah at-thariq yang berarti jalan atau cara. Metode digunakan untuk mengkreasi lingkungan belajar yang di dalamnya melibatkan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Biasanya metode digunakan melalui salah satu strategi, tetapi tidak menutup kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi yang bervariasi, artinya penetapan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapaat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, di antaranya: 1. Metode ceramah Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ceramah merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori. 2. Metode demonstrasi Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif untuk membantu peserta didik dalam mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu baik sebenarnya atau sekedar tiruan. 3. Metode simulasi Metode simulasi merupakan salah satu metode yang diturunkan dari strategi pembelajaran bermain peran (role playing). Simulasi dapat diartikan dengan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. 4. Metode diskusi Diskusi adalah suatu proses pertemuan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan tertentu melalui cara tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah. Metode diskusi merupakan salah satu metode yang diturunkan dari strategi pembelajaran partisipatif (Participative Teaching and Learning). 5. Metode tanya jawab Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan peserta didik. Metode ini merupakan salah satu dari implementasi strategi pembelajaran partisipasi (Participative Teaching and Learning) atau strategi pembelajaran ekspositori. 6. Metode sistem regu (Team Teaching) Team teaching pada dasarnya ialah metode mengajar dua orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok peserta didik, jadi kelas dihadapi beberapa guru. Metode team teaching merupakan implementasi dari salah satu atau gabungan dari beberapa strategi pembelajaran antara lain: bermain peran, pembelajaran partisipatif dan strategi pembelajaran ekspositori. 7. Metode kerja kelompok Metode kerja kelompok merupakan implementasi dari slah satu atau gabungan dari beberapa strategi pembelajaran, antara lain: pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning), bermain peran (Role Playing), dan pembelajaran partisipatif (Participative Teaching and Learning). 8. Metode karyawisata (Field Trip) Karyawisata disini berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar. contoh: mengajak peserta didik ke gedung pengadilan untuk mengetahui sistem dan proses peradilan dalam satu jam pelajaran. Jika karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour. C. Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah gambaran kecil dari sebuah pembelajaran secara keseluruhan. Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran termasuk penggunaan media pembelajaran secara umum seperti buku-buku, komputer, dan lain-lain. Setiap model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan efektif dan efisien. Bruce Joyce dan Marsha Well dalam Dedi Supriawan dan A.Benyamin Surarega (1990) mengelompokkan model pembelajaran menjadi 4 kelompok, yaitu: 1. Model interaksi sosial Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt (field theory). Metode ini menitikberatkan hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat (learning to life together). 2. Model proses informasi Model ini berdasarkan teori belajar kognitif dan berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. 3. Model personal Model ini bertitik tolak dari teori humanistik, yaitu berorientasi terhadap pengembangan diri individu. 4. Model sistem perilaku Model sistem perilaku menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta didik. Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara memaniulasi peneguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku. Model pembelajaran ini dapat dijadikan pola pilihan bagi guru, artinya guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. D. Teknik Pembelajaran Dalam konteks pembelajaran, teknik adalah salah satu cara yang ditempuh guru untuk mengimplementasikan metode pembelajaran tertentu. Dalam hal ini, guru pun dapat menggunakan teknik yang berbeda meskipun dalam koridor metode yang sama. Secara teoritik begitu banyak teknik pembelajaran salah satu di antaranya sebagai berikut: 1. Teknik pembelajaran untuk mengaktifkan kelompok Proses belajar akan lebih aktif jika guru dapat mengkondisikan agar peserta didik terlibat secara aktif dan menciptakan hubungan yang dinamis antara peserta didik satu dengan peserta didik yang lain. Berikut ini beberapa jenis teknik pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk mengaktifkan peserta didik secara kolektif. a. Listening Team Teknik ini dimkasudkan untuk mengaktifkan seluruh peserta didik dengamembag peserta didik secara berkelompok dan memberikan tugas yang berbeda kepada masing-masing kelompok tersebut. b. Membuat Catatan Terbimbing Teknik ini guru memberikan satu barang yang disiapkan untuk mendorong peserta didik mencatat selagi guru mengajar. c. Pembelajaran Terbimbing Dalam teknik ini guru menanyakan satu atau lebih pertanyaan untuk membuka pelajaran. Cara ini merupakan modifikasi dari metode ceramah secara langsung. d. Pertanyaan Kelompok (Team Quiz) Teknik tim ini dapat meningkatkan kemampuan tangung jawab peserta didik tentang apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan. e. Perdebatan Aktif Perdebatan aktif merupakan metode pembelajaran yang dilaksanakan dalam diskusi. Artinya, perdebatan ini dapat menjadi sebuah metode untuk mengembangkan pemikiran dan refleksi peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik diposisikan secara berhadapan. 2. Teknik pembelajaran untuk mengaktifkan individu a. Teknik Membaca dengan Keras (Reading Aloud) Membaca suatu teks dengan keras dapat membantu peserta didik memfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dan meransang diskusi. Teknik ini mempunyai efek pada memusatkan perhatan dan membuat suatu kelompok yang kohesif. b. Setiap orang adalah guru (Everyone is a Theacher Here) Ini merupakan sebuah teknik yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Teknik ini memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap peserta didik yang lain. c. Menulis Pengalaman Secara Langsung (Writing In The Here And Now) Dengan teknik menulis ini dapat membantu peserta didik merefleksikan pengalaman-pengalaman yang telah mereka alami. E. Taktik Pembelajaran Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalnya,walaupun dua orang sama-sama menggunakan metode yang sama dalam situasi dan kondisi yang sama, akan tetapi taktik yang digunakan harus berbeda. Karena dalam hal ini, akan tampak keunikan ataupun kekhasan gaya pembelajaran yang dimiliki masing-masing guu sesuai dengan pengalaman, kemampuan, dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus seni bagi masing-masing guru. F. Pendekatan pembelajaran Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris “approach” yang memiliki beberapa arti di antaranya diartikan sebagai “pendekatan”. Dalam dunia pengajaran, kata approach lebih tepat diartikan sebagai a way of beginning something (cara memulai sesuatu). Oleh karena itu, istilah pendekatan dapat diartikan sebagai “cara memulai pembelajaran”. Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang guru terhadap proses pembelajaran. Menurut Philip R.Wallace (1992), pendekatan pembelajaran dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pendekatan konservatif (concervative approaches) dan pendekatan liberal (liberal approaches). Pendekatan konservatif (concervative approaches) memandang bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sebagimana umumnya guru mengajarkan materi kepada siswanya. Guru yang mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan siswa lebih banyak sebagai penerima. Sedangkan pendekatan liberal (liberal approaches) adalaha pendekatan pembelajaran yang memberi kesempatan luas kepada siswa untuk mengembangkan strategi belajarnya sendiri. Istilah pendekatan konservatif ini disebut juga sebagai pendekatan yang berpusat pada guru (teacher entered approach) sedangkan pendekatan liberal disebut juga sebagai pendekatan yang berpusat kepada siswa (student centered approach). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara umum yang ditempuh oleh gury dalam proses membelajarkan siswa. G. Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran Prinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Killen (1998), mengemukakan “ No teaching strategy is better than others in all circumtanse, so you have to be able to use a variety of teaching strategies, and make rational decisions about when each of the teaching strategies is likely to most effective”. Killen mengatakan bahwa guru harus mampu memilih strategi yng dianggap cocok dengan situasi dan keadaan. Oleh sebab itu, guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut: 1. Berorientasi pada tujuan Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala aktivitas guru dan peserta didik mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sebab pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Oleh karenanya, efektivitas pengembangan pengalaman belajar ditentukan dari keberhasilan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. 2. Aktivitas Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar peserta didik harus dapat menndorong peserta didik agar bisa beraktivitas melakukan sesuatu. Aktivtas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas psikis seperti aktivitas mental. 3. Individualitas Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu peserta didik. Pleh sebab itu, pengalaman belajar dirancang untuk setiap peserta didik. Walaupun kita mengajar pada sekelompok peserta didik, namun pada hakikatnya yang ingin dicapai ialah perubahan perilaku setiap peserta didik. 4. Integritas Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, melainkan juga pada pengembangan aspek afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, merancang pengalaman belajar peserta didik, harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian peserta didik secara terintegrasi. 5. Motivasi Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan peserta didik. Tanpa adanya motivasi, peserta didik tidak memiliki kemauan untuk belajar. oleh karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam proses pembelajaran. Motivasi diartikan sebagai suatu dorongan yang memungkinkan peserta didik untuk melakukan sesuatu. Untuk membangkitkan motivasi peserta didik, guru harus dapat menunjukkan betapa pentingnya pengalaman dan pembelajaran bagi peserta didik. Oleh karena itu, peserta didik akan belajar bukan hanya sekedar untuk memperoleh pujian ataupun nilai, melainkan peserta didik didorong oleh keinginan mereka masing-masing untuk memenuhi kebutuhannya.

0 comments:

Post a Comment

Metode Dakwah

Daftar Isi KATA PENGANTAR 1 BAB I 3 PENDAHULUAN 3 A. Latar Belakang Masalah 3 B. Pembatasan Masalah 3 C. Rumusan Masalah 4 D. Tujuan Penulis...