About

Monday 29 October 2018

Discovery Learning

PEMBAHASAN A. Pengertian Model Pembelajaran penemuan (Discovery Learning) Teknik Penemuan adalah terjemahan dari Discovery, menurut Sund discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental tersebut antar lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Pembelajaran dengan penemuan (discovery learning) merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan konstruktivis yang telah memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan. Ide pembelajaran penemuan (discovery learning) muncul dari keinginan untuk memberi rasa senang kepada anak/ siswa dalam “menemukan” sesuatu oleh mereka sendiri dengan mengikuti jejak ilmuan Beberapa pengertian model pembelajaran penemuan menurut beberapa tokoh yang diantaranya: Menurut Gulo, Pendekatan pengajaran discovery adalah kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Menurut Wilcox, mengatakan bahwa dalam pembelajaran penemuan siswa didorong untuk belajar aktif melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan kosep- konsep, prinsip- prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan untuk memungkinkan mereka menemukan prinsip- prinsip untuk diri mereka sendiri. Menurut Carin, sebagaimana dikutip oleh Amien menyatakan bahwa inkuiri pada dasarnya adalah proses mental yang membawa siswa atau individu mengasimilasikan konsep dan prinsip. Menurut Amien, kegiatan inkuiri merupakan suatu kegiatan atau pelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep dan prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Menurutnya pula, kegiatan inkuiri dibentuk dan meliputi kegiatan discovery (Penemuan). Dengan demikian Penemuan menunjukkan kegiatan inkuiri. Menurut Amien dan Roestiyah, Inkuiri ialah suatau perluasan proses discovery. Inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalkan merumuskan masalah, merancang eksprimen, melakukan eksprimen, mengumpulkan dan menganalis data, menarik kesimpulan, menumbuhkan sifat objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya. Inquiry, merupakan perluasan dari discovery (discovery yang digunakan lebih mendalam). Artinya, inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Misalnya, merumuskan masalah, merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Melalui pembelajaran penemuan, diharapkan siswa terlibat dalam penyelidikan suatu hubungan, mengumpulkan data, dan menggunakannya untuk menemukan hukum atau prinsip yang berlaku pada kejadian tersebut, dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh siswa, dengan sendirinya akan memberi hasil yang lebih baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar- benar bermakna. Pembelajaran penemuan mempunyai kaitan intelektual yang jelas dengan pembelajaran berdasarkan masalah. Pada kedua model ini, guru menekan keterlibatan siswa secara aktif, orientasi induktif lebih ditekan daripada deduktif, dan siswa diberikan ide- ide atau teori tentang dunia. Pada pembelajaran penemuan, Guru memberi pertanyaan atau mengungkapkan dilema yang membutuhkan pemecahan-pemecahan, menyediakan materi-materi yang sesuai dan menarik, serta meningkatkan kemampuan siswa untuk mengemukakan dan menguji hipotesis Serta memperbolehkan siswa untuk menemukan ide dan teori mereka sendiri. Jadi peran peserta didik dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. Dengan demikian strategi discovery bahan pelajarannya dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. B. Macam- Macam Metode penemuan (Discovery Learning) 1. Discovery terpimpin, yaitu pelaksanaan discovery dilakukan atas petunjuk dari guru. Keduanya, dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak memberikan kesempatan kepada kelas untuk melakukan refleksi, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakan. 2. Discovery bebas,yaitu peserta didik melakuakan penyelidikan bebas sebagaimana seorang ilmuan, antara lain masalah dirumuskan sendiri, penyelidikan dilakukan sendiri, dan kesimpulan diperoleh sendiri. 3. Discovery bebas yang dimodifikasi, yaitu masalah diajukan guru didasarkan teori yang sudah dipahami peserta didik. Tujuannya untuk melakukan penyelidikan dalam rangka membuktikan kebenarannya. 4. Sistem dua arah melibatkan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. Siswa melakukan Discovery, sedangkan guru membimbing mereka kearah yang tepat/benar. Gaya pengajaran demikian, oleh Gagne disebut Guide Discovery, sekalipun didalam kelas yang terdiri dari 20 sampai 30 orang siswa. Hanya beberapa orang saja yang benar-benar melakukan Discovery, sedangkan yang lainnya berpartisipasi dalam proses Discovery misalnya dalam sistem ceramah reflektif. Dalam kelompok yang lebih kecil, guru dapat melibatkan hampir semua siswa dalam proses itu. Dalam sistem ini, guru perlu memiliki keterampilan memberikan bimbingan, yakni mendiagnosis kesulitan-kesulitan siswa dan memberikan bantuan dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi. Namun demikian, tidak berarti guru menggunakan metode ceramah reflektif sebagai mana halnya pada strategi diatas. Dengan demikian, dalam strategi ini pembelajaran ini peserta didik tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berfikir secara optimal, sebaliknya peserta didik akan dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran. Strategi pembelajaran ini merupakan bentuk dari pendekatan pelajaran yang berorientasi kepada peserta didik (Student Centered Approch). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini peserta didik memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. C. Fungsi Metode penemuan (Discovery Learning) Ada beberapa fungsi metode discovery yaitu sebagai berikut. 1. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi banyak siswa dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan 2. Membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. 3. Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam situasi konkrit maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan. 4. Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan. 5. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan mneggunakan ide-ide orang lain. 6. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru. D. Langkah- Langkah penemuan (Discovery Learning) Belajar penemuan dapat juga disebut “proses pengalaman”. Langkah- langkah belajar proses pengalaman, adalah: 1. Tindakan dalam instansi tertentu. Siswa melakukan tindakan dan mengamati pengaruh- pengaruhnya. Pengaruh- pengaruh tersebut mungkin sebagai ganjaran atau hukuman, atau mungkin memberikan keterangan mengenai hubungan sebab akibat. 2. Pemahaman kasus tertentu. Apabila keadaan yang sama muncul kembali, maka dia dapat mengantisipasi pengaruh yang bakal terjadi, dan konsekuensi- konsekuensi apa yang akan terasakan. 3. Generalisasi. Siswa membuat kesimpulan atas prinsip- prinsip umum berdasarkan pemahaman terhadap instansi tersebut. 4. Tindakan dakam suasana baru. Siswa menerapkan prinsip dan mengantisipasi pengaruhnya. Pendekatan pembelajaran penemuan dikembangkan menjadi Discovery/ inquiry, Langkah- langkah pokok strategi ini ialah: 1. Menyajikan kesempatan- kesempatan kepada siwa untuk melakukan tindakan/ perbuatan dan mengamati konsekuensi dari tindakan tersebut 2. Menguji pemahaman siswa mengenai hubungan sebab akibat dengan cara mempertanyakan atau mengamati reaksi- reaksi siswa, selanjutnya menyajikan kesempatan- kesempatan lainnya. 3. Mempertanyakan atau mengamati kegiatan selanjutnya, serta menguji susunan prinsip umum yang mendasari masalah yang disajikan itu. 4. Penyajian berbagai kesempatan baru guna menerapkan hal yang baru saja dipelajari kedalam situasi atau masalah- masalah yang nyata. Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini: 1. Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif; 2. Dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa; 3. Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain; 4. Dengan menggunakan strategi discovery anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri; 5. Siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata. E. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) 1. Kelebihan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Dr. J, Richard dan asistennya mencoba self- learning siswa (belajar sendiri) itu, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher dominated learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan menggunakan discovery learning , ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Penggunaan discovery ini berusaha meningkatkan aktivitas dalam proses belajar mengajar adaupun kelebihannya sebagai berikut: a. Mampu membantu siswa untuk mengembangkan memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/ pengenalan siswa b. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual sehingga dapat kokoh/ mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut c. Teknik ini mampu membangkitkan kegairahan belajar para siswa d. Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuaanya masing- masing e. Mampu mengarahkn cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat f. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri g. Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar saja, membantu jika diperlukan. Berlyne mengatakan bahwa belajar penemuan mempunyai beberapa keuntungan, model pembelajaran ini mengacu pada keingintahuan siswa, memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaan hingga mereka menemukan jawabannya. Siswa juga belajar memecahkan masalah secara mandiri dan keterampilan berfikir kritis karena mereka harus menganalisis dan menangani informasi. Pembelajaran penemuan dibedakan menjadi dua, yaitu pemebelajaran penemuan bebas (free discovery learning) atau sering disebut open ended discovery dan pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning). Adaupun kelebihannya menurut teori ini adalah: a. Mengembangakan potensi intelektual. Menurut Bruner, trought guided discovery, a student slowly learner how to organize and carry out the investigations. Melalui penemuan terbimbing siswa yang lambat belajar akan mengetahui bagaimana menyusun, melakukan penyelidikan. Lebih lanjut dikatakan, one at the greates payyoffs of the guided discovery approach is that it aids better memory retention. Salah satu keuntungan pembelajaran dengan menggunakn pendekatan penemuan terbimbing adalah materi yang dipelajari lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses penemuannya. b. Mengubah siswa dari memiliki motivasi dari luar (extrinsic motivation) menjadi motivasi dari dalam diri sendiri (intrinsic motivation). Penemuan terbimbing membantu siswa untuk lebih mandiri, bisa mengarahkan diri sendiri, dan bertanggung jawab atas pembelajaran sendiri. Siswa akan memotivasi diri sendiri jika belajar dengan penemuan terbimbing. c. Siswa akan belajar bagaimana belajar (learning how to learn). Anak- anak dapat dilibatkan secara aktif dengan mendengarkan, berbicara, membaca, melihat, dan berfikir. Jika otak anak selalu dalam keadaan aktif, pada saat itulah seorang anak sedang belajar. Piaget juga menegaskan, there is no learning without action. Melalui latihan untuk menyelesaikan masalah, seorang siwa akan belajar bagaimana belajar (learning to leran). d. Mempertahankan memori. Otak manusia seperti komputer. Permasalahn terbesar dalam otak manusia bukan pada penyimpanan data, melaikan bagaimana mendapatkan kembali data yang telah tersimpan didalamnya. Para ahli berpendapat bahwa cara paling mudah untuk mendapatkan data adalah pengaturannya (organization). Dengan pengaturan, manusia lebih mudah mendapatkan informasi apa yang dicari dan bagaimana mencarinya. Penelitian membuktikan, dengan pengaturan, informasi yang disimpan di dalam otak akan berkurang kerumitannya. Apalagi jika informasinya tersebut dibangun sendiri yang salah satunya dengan penemuan terbimbing. 2. Kekurangan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) a. Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keaadan sekitarnya dengan baik b. Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol keberhasilan peserta didik c. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan d. Dengan teknik ini ada pendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertiaan saja, kurang memperhatikan perkembangan/ pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa e. Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berfikir secara kreatif f. Kadang- kadang dalam mengimplementasikan , memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan g. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didik menguasai pelajaran, maka strategi ini akan sulit di implementasikan oleh setiap guru. Joyce mengemukakan kondisi- kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan pembelajaran discovery bagi peserta didik, yaitu: 1. Aspek sosial di dalam kelas dan suasana bebas- terbuka dan pesimif yang menggundang peserta didik berdiskusi 2. Berfokuspada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya 3. Penggunaan fakta sebagai evidensi dan di dalam proses pembelejaran dibicarakan validitas dan relibitas tentang fakta, sebaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dari materi diatas dapat kita simpulkan bahwa Discovery Learning merupakan pemebelajaran penemuan dimana kegiatan pembelajaran ini melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secar sistematis, kritis logis, analistis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Guru dalam mengembangkan sikap di kelas mempunyai peranan sebagai konselor, konsultam, teman yang kritis dan fasilitator. Ia harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok. B. Saran Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, diantaranya adalah kurangnya referensi yang relevan dan pembahasan yang kurang mendetail. Untuk itu, penulis menyarankan bagi pembaca untuk memahami adanya kekurangan tersebut, dan bagi penulis lanjutan untuk menyempurnakan makalah ini.

0 comments:

Post a Comment

Metode Dakwah

Daftar Isi KATA PENGANTAR 1 BAB I 3 PENDAHULUAN 3 A. Latar Belakang Masalah 3 B. Pembatasan Masalah 3 C. Rumusan Masalah 4 D. Tujuan Penulis...